Museum Kanker Indonesia di YKW

0
Launching Museum Kanker Indonesia di Surabaya
 
Launching Museum Kanker Indonesia dari Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) rencananya ditandai dengan rangkaian acara pada tanggal 2 dan 3 Nopember 2013 di Jl. Kayoon 16-18, Surabaya. Kegiatan tersebut akan dimulai pada hari Sabtu, Pk. 09.00 pagi dan berakhir pada hari Minggu Pk. 17.00 BBWI.
Museum di Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) ini menjadi Museum Kanker pertama dan sampai saat ini satu-satunya yang ada di Indonesia. Museum ini nantinya memiliki kategori fungsi pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian dengan pembobotan lebih kearah pendidikan.
Museum ini dirancang nantinya akan secara bertahap menampilkan sisi sejarah, budaya dan ilmiah dari “Kanker”. Termasuk sejarah YKW, Budaya di masyarakat, Organ/ Jaringan Kanker dan Tumor, Peralatan dan Obat yang dipakai, serta tehnik-tehnik promotif, preventif, deteksi dini, kuratif, rehabilitatif, paliatif. Termasuk ditampilkannya mikroskop dua kepala (double headed) supaya masyarakat dapat langsung melihat dan mengetahui sel kanker.
Kehadiran Museum Kanker Indonesia di YKW ini diharapkan memudahkan proses promosi dan edukasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Selama ini hampir seluruh kalangan masyarakat membicarakan kanker, namun mereka hampir tidak pernah mengetahui seperti apa organ/ jaringan tubuh manusia yang terkena kanker dalam bentuk 3 (tiga) dimensi.
Mengedepankan upaya penyadar tahuan masyarakat atau kampanye penanggulangan kanker di museum ini tentu akan memudahkan semua kalangan untuk memanfaatkan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Utamanya menurunkan angka kematian dan kesakitan karena kanker di Indonesia.
Museum Kanker Indonesia ini di gagas oleh Ananto Sidohutomo, Dr. MARS., saat ini menjadi Pembina di Yayasan Kanker Wisnuwardhana dan juga sebagai Founder di Bidadari, yaitu sebuah gerakan moral yang tidak mengijinkan seorangpun perempuan mati karena kanker serviks dan kanker payudara (www.bidadariku.com).
Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) didirikan di Surabaya pada 30 Oktober 1969. Bersifat lembaga sosial swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang kesehatan umumnya dan penanggulangan kanker khususnya.
Visi YKW adalah Kanker dapat dicegah dan ditanggulangi. Misi YKW adalah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi kanker secara terpadu dan paripurna. Motto YKW adalah Satukan tekad sehatkan masyarakat dan Pengabdian tanpa pamrih.
Ketika menjawab pertanyaan mengapa menggagas Museum Kanker ini?, Dr. Ananto menunjukkan sekumpulan kliping dari WHO (World Health Organization) yang berisikan statement WHO tentang1 (satu) dari 4 (empat) penduduk dunia akan terkena kanker. Pada tahun 2030 jumlah penderita akan meningkat 7 (tujuh) kali lipat dari sekarang serta penyebab kematian nomor 3 (tiga) ternyata ditempati oleh kanker. Hal ini utamanya akan terjadi di Negara berkembang termasuk di Indonesia.
Dr. Ananto menyatakan, ”Bila seluruh orang pandai, dana, fasilitas canggih dari seluruh dunia dikumpulkan untuk menangani sebuah kasus kanker stadium lanjut, tetap saja hasilnya sampai saat ini belum memuaskan.”
Kemudian imbuhnya lagi, ”Mari, saya mengajak semuanya saja untuk ihlas membuka hati dan diri serta mengedepankan keindahan perjuangan bersama-sama melawan kanker ini untuk kepentingan penderita semata”
Ketika disinggung kiat dan cara untuk menurunkan angka kematian karena kanker di Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, Dr. Ananto menambahkan, ”Dari ratusan jenis kanker yang ada, hanya dua jenis kanker, yaitu kanker serviks dan kanker payudara yang sepanjang pengetahuan saya sudah tersedia cukup informasi untuk upaya pencegahannya, dapat dilakukan deteksi dini, dan bila ditemukan pada tahap awal dapat dilakukan upaya penyembuhan secara maksimal.”
”Tanpa mengesampingkan penanganan maksimal pada semua jenis kanker, ada baiknya bila kita juga berupaya lebih fokus pada upaya menurunkan angka kematian dari kedua jenis kanker serviks dan kanker payudara terlebih dahulu. Hal ini akan berpengaruh secara nasional untuk segera menurunkan angka kematian karena kanker.” jelasnya lebih lanjut. (Yan)
 

 

About author

No comments

Hubungan Sosialisasi dan Komunikasi

Seseorang yang didiagnosa kanker sering dilanda kebimbangan mengenai siapakah yang dapat dan harus mereka beritahu dan bagaimanakah cara mereka memberitahu. Tidak pernah ada yang tahu ...
WP-Backgrounds by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann