Tahukah anda cikal bakal pembalut wanita yang ada sekarang ini, baru ditemukan saat perang dunia pertama di Eropa? Jadi sebelumnya, apa ya yang nenek moyang kita pakai untuk menampung darah menstruasinya?
Ternyata di jaman yang tidak terlalu lama dari sekarang, sekitar tahun-tahun Ibu atau Nenek kita, mereka menggunakan kain yang dilipat-lipat hingga tebal untuk menampung darah dan harus sering menggantinya. Kain-kain itu akan dicuci untuk kemudian digunakan kembali. Fakta yang menakjubkan adalah saat itu, kematian karena kanker serviks sangat jarang ditemui. Sedangkan di jaman modern ketika kita mengenal pembalut wanita sekali pakai, justru tingkat kematian karena kanker serviks meningkat tajam.
Dari beberapa berita yang muncul belakangan, muncul satu fakta menyedihkan dimana pembalut wanita dengan aneka merek yang muncul selama ini, ternyata mengesampingkan faktor jangka panjang customernya untuk mengejar profit. Mereka menggunakan bahan-bahan kimia yang berakibat buruk pada kesehatan wanita dan dapat memicu efek-efek samping seperti alergi, iritasi, bahkan kanker serviks.
Bahan-bahan kimia yang ditemukan dalam pembalut wanita, seperti berikut:
1. Dioksin
Bahan yang satu ini adalah jenis pemutih/bleaching dan banyak ditemukan pada tampon, pembalut, pantyliner dan popok. Selain dioxin adalah jenis bahan kimia yang mencemari lingkungan, ternyata dioxin juga mengandung karsinogen yang menjadi penyebab terbentuknya sel kanker.
2. Furan
Zat yang satu ini juga berfungsi sebagai pemutih, kebanyakan pembalut berasal dari bahan daur ulang sampah kertas, yang artinya berasal dari berbagai macam warna. Untuk menghasilkan warna putih tentu dibutuhkan pemutih. Furan dan Dioksin punya banyak jenis diantaranya adalah octachlorinated dioxin, hexachlorodibenzofuran dan octa chlorodibenzorufan. Semua zat tersebut beracun dan dilarang penggunaannya.
3. BPA dan BPS
Bispherol A (BPA) adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam industri dan produksi plastik. Walaupun dianggap tidak cukup membahayakan kesehatan jika termakan dalam jumlah sedikit. Paparan BPA secara terus menerus pada tubuh kita dan organ intim dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Namun ada zat yang lebih berbahaya yang ditemukan pada pembalut, yaitu Bispherol S. Walaupun berasal dari jenis yang sama, namun ditemukan bahwa Bispherol S atau BPS 19 kali lebih mudah diserap oleh kulit kita daripada BPA.
Melihat betapa banyak zat kimia yang terkandung pada sehelai pembalut wanita masa kini, pastinya membuat kita merasa ngeri dan ragu-ragu dalam memilih. Namun tahukah sahabat, di luar negeri, banyak wanita yang sudah kembali ke masa lalu?!
Mereka mulai melirik kebiasaan nenek moyang dan memodifikasinya dengan penuh gaya. Homemade Sanitary Napkins dan Pantyliners kini mulai menjadi tren hidup sehat diantara wanita-wanita disana. Mereka berpendapat bahwa memakai pembalut buatan sendiri bisa memperkecil resiko mereka terpapar zat-zat kimia berbahaya pada pembalut dan tentunya lebih bersahabat dengan bumi karena mereka bisa memakai ulang pembalutnya setelah dicuci bersih, alih-alih sekali buang seperti pembalut wanita buatan pabrik.
Bahkan, sudah ada beberapa merek yang mengeluarkan produk sejenis dengan aneka model dan keunggulan. Namun, melihat bentuknya yang sedikit bulky (menggembung) dan tebal, penulis ragu apakah kenyamanan kita tetap terjaga? Jika ingin mencoba salah satu produk Homemade Washable Sanitary Napkins dan Pantyliners sahabat bidadari bisa memilih untuk memesan di internet kepada produsen baik di Indonesia dan luar negeri atau membuat sendiri. Tutorial pembuatannya sudah bisa ditemukan dengan mesin pencarian atau youtube walau kebanyakan masih dalam bahasa Inggris.
Berikut ini penulis sertakan beberapa bentuk Homemade Washable Sanitary Napkins dan Pantyliners yang beredar diluaran
No comments