Kanker adalah suatu kondisi di mana sel telah kehilangan kendali terhadap mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang abnormal, cepat dan tidak terkendali. Sel-sel kanker tersebut akan terus membelah (multiplikasi) tanpa mengikuti faal (fungsi) tubuh normal
Kanker dapat mengenai seluruh bagian tubuh manusia, misalnya mata, kulit, mulut, leher (thyroid), jantung, paru, usus, hati, sistem reproduksi dan sebagainya.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar ( metastasis ) ke seluruh tubuh.
Sel – sel kanker dibentuk dari sel – sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi. Ada pun peruses transformasi ini terdiri atas :
1.Tahap inisisasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, dapat berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2.Tahap promosi
Pada tahap promosi, sel yang telah mengalami inisiasi tadi akan berubah menjadi ganas. Contoh promotor berupa : ko-karsinogenik (gaya hidup tak sehat).
Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (faktor penyebab dan resiko).
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
Faal Kanker dibentuk oleh dua faktor yang dianggap berperan penting dalam membentuk kanker yakni :
1. Karsinogenik
Penyelidikan mengenai karsinogenik menghasilkan banyak pengetahuan pada asal alami karsinogenesis.Pengertian tersebut dapat diringkas menjadi :
– sebagian besar bahan karsinogenik adalah mutagen
– sifat karsinogenik tergantung dosis dan dosis multiple terbagi sifat karsinogeniknya setara dengan bahan yang diberikan tunggal
– sifat karsinogenik dapat ditingkatkan dengan agen promotor dan agar efektif promotor harus mengikuti inisiator (dalam hal ini bahan kimia)
– dua atau lebih inisiator (bahan kimia ditambah karsinogen lainnya) dapat menginduksi transformasi ganas (karsinogenesis).
Karsinogenik sebagai inisiator akan berinteraksi dengan DNA untuk menginduksi terjadinya mutasi dan lebih bersifat ireversibel. Pemaparan beruntun inisiator dapat memperbanyak mutasi baru. Tambahan, adanya promotor yang menginduksi replikasi sel dan memungkinkan terjadinya seleksi klon menyimpang. Adanya replikasi sel yang menyimpang ini menyebabkan kesalahan genetik sehingga memantapkan transformasi keganasan.
Diperkirakan mutasi pertama kali menyebakan imortalisasi dan terlepas dari kendali pertumbuhan, sehingga hal ini memberi kesempatan untuk terjadinya mutasi selanjutnya dan terjadilah onkogenik.
2. Genetik
Gen merupakan unit fungsional dasar yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Gen tersebut dibuat di dalam deoxyribonucleic acid (DNA) dan di dalamnya terdapat kromosom. Gen memiliki peran langsung dalam menentukan warna kulit atau mata, golongan darah dan saat ini perkembangan kanker.
Karena beberapa alasan, gen dapat berubah (mutasi). Beberapa mutasi ini tidak berpengaruh terhadap sel, namun di saat lain sangat berbahaya atau bahkan membantu sel tubuh.
Mutasi ada dua, yakni :
1. mutasi yang diturunkan (germline mutation)
adalah mutasi yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.
Semua sel orang tua terekspresi pada tubuh anak, termasuk sel telur dan sperma dan hal ini berlangsung turun – temurun.
Mutasi turunan ini berperan 5 – 10% dalam kasus kanker yang disebut sebagai familial cancer.
2. mutasi dapatan (acquired mutation)
adalah mutasi yang terjadi pada masa kehidupan seseorang, bukan turunan.
Mutasi ini dapat disebabkan oleh tembakau, terpapar sinar UV, bahan kimia.
Mutasi ini tidak terjadi pada seluruh tubuh
Berikut adalah tipe gen yang memberi kontribusi terhadap terjadinya kanker :
– gen supresor tumor
Gen ini merupakan gen protektif, di mana berfungsi menekan pertumbuhan sel dengan mengevaluasi tingkat pembelahan sel, memperbaiki ketidakcocokan DNA dan mengendalikan kematian sel (apoptosis).
Ketika gen supresor tumor mengalami mutasi (baik pengaruh genetik atau lingkungan), sel – sel tubuh mengalami pertumbuhan terus – menerus dan membentuk sebuah tumor.
Contohnya : BRCA1, BRCA2, and p53.
– oncogene
Gen ini membuat sel yang menjadi sel kanker.
Contohnya : HER2/neu dan ras.
– gen yang memperbaiki DNA
Gen ini memperbaiki setiap kesalahan replikasi DNA. Dan bila ada kerusakan yang tidak sempat diperbaik saat terjadi mutasi, dapat memimpin ke arah keadaan kanker.
Imunitas Tubuh terhadap Kanker
Pada saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan tubuh sering dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker. Namun apabila sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi secara normal, maka tubuh cenderung rentan terhadap resiko kanker, seperti yang terjadi pada penderita AIDS, pengguna narkoba, pengguna obat steroid (penekan sistem ketahanan tubuh) atau yang sedang menderita penyakit auto imun (misalnya lupus).
Tetapi sistem kekebalan tubuh pun tidak selalu efektif, sehingga kanker kadang kala masih dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan tubuh berfungsi secara normal.
Pada hampir semua jenis kanker, angka keberhasilan terapi sangat berkaitan dengan stadium saat diagnosa dan pengobatan. Semakin tinggi stadium saat diagnosa, maka keberhasilan terapi akan semakin menurun dengan modalitas pengobatan yang semakin agresif.
METASTASIS
Sel – sel kanker dapat merusak barier tempat asalnya dan kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain, disebut dengan metastasis. Penamaan metastasis dari sel kanker tersebut disesuaikan dengan tempat asal sel tersebut. Misalnya, jika sel kanker payudara menyebar ke paru, maka penamaannya metastasis kanker payudara, bukan kanker paru.
Penyebaran kanker dapat melalui :
– Menyebar melalui rongga tubuh
Penyebaran ini maksudnya sel kanker menyebar pada bagian tubuh yang memiliki rongga (misalnya, usus, ovarium dan lainnya), di mana kanker ini dapat menembus organ berrongga tersebut dengan mengadakan invasi dan kemudian tertanam pada tempat yang baru.
– limfogen (melalui aliran limfe)
Dalam keadaan normal, kelenjar getah bening ukurannya kecil, berbentuk seperti sekelompok kacang dan terdapat di berbagai bagian tubuh (leher, selangkangan dan ketiak). Kelenjar getah bening ini berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh (membersihkan aliran limfe dari kuman atau pun dalam hal ini sel kanker).
Bila pertahanan tubuh ini rusak atau tidak lagi dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka kelenjar ini menjadi satu media yang membantu penyebaran kanker.
Kelenjar getah bening ini pun dapat menjadi ukuran dalam menentukan prognosis (harapan kesembuhan) kanker.
Dan melalui aliran limfe ini pula, sel kanker dapat menyebar secara hematogen (aliran darah) melalui pertemuan di ductus thorasicus.
– hematogen (melalui aliran darah)
Penyebaran melalui aliran darah ini merupakan hal yang paling ditakuti karena dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh lain, dekat atau jauh.
No comments