Pubertas
Tiap individu pasti mengalami masa pubertas. Baik wanita maupun pria akan mengalami masa transisi ini. Seringkali perubahan pada masa pubertas ini tidak sungguh-sungguh diketahui oleh orangtua atau si remaja itu sendiri. Akibatnya muncullah kebingungan dan mungkin juga konflik dalam diri si remaja atau konflik antara remaja dengan orangtuanya. Mari kita tilik lebih dalam, apa saja yang terjadi selama masa pubertas ini.
Pubertas adalah suatu proses transisi antara tubuh anak-anak menjadi tubuh seorang dewasa yang telah mampu menjalankan fungsi reproduksi. Pubertas diawali dengan mulai aktifnya hormon dari otak (hipotalamus – hipofisis anterior) yang mengaktivasi organ reproduksi (ovarium dan testis). Sebagai jawaban atas rangsangan hormon dari otak tersebut, ovarium dan testis pun mengeluarkan hormon-hormon reproduksi, yaitu estrogen dan progesterone pada wanita, serta androgen pada pria. Hormon-hormon inilah yang berperan penting dalam menimbulkan perubahan-perubahan fisik yang dijumpai selama masa pubertas.
Hormon-hormon tersebut menstimulasi pertumbuhan dan perubahan dari otak, tulang, otot, kulit, payudara dan organ reproduktif. Pertumbuhan paling cepat saat seseorang dalam paruh waktu pertama masa pubertas. Pertumbuhan berakhir pada saat pubertas berakhir. Sebelum pubertas, perbedaan tubuh anak laki-laki dan anak perempuan hanya terbatas pada bentuk alat kelaminnya. Saat masa pubertas dimulai, terjadi perubahan pada bentuk, ukuran, komposisi, dan fungsi dari system reproduksi. Perubahan yang paling tampak adalah karakteristik seks sekunder.
Usia pubertas bervariasi antara 8-14 tahun. Perbedaan ini dipengaruhi oleh suku bangsa, iklim, pola makan, gizi dan kebudayaan. Kejadian penting yang harus kita catat di sini adalah perubahan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche (haid pertama), dan perubahan psikis.
Perubahan badan yang cepat pada pubertas biasanya diawali oleh pertumbuhan payudara (payudara membesar). Pada anak perempuan yang tinggal di Amerika Serikat, perubahan biasanya terjadi sekitar usia 8-13 tahun. Segera setelah itu pubis dan rambut di ketiak mulai tumbuh. Jarak antara payudara membesar ke periode menstruasi biasanya sekitar 2,5 tahun. Di Amerika Serikat, anak gadis rata-rata memiliki periode pertama ketika mereka hampir 13 tahun. Bentuk tubuh perempuan berubah dan persentase lemak tubuh meningkat.
Dorongan pertumbuhan menyertai pubertas dimulai kira-kira ketika pubis dan rambut ketiak mulai tumbuh. Pertumbuhan relatif cepat di awal pubertas (sebelum periode menstruasi dimulai) dan puncaknya sekitar usia 12 tahun. Kemudian perkembangan sangat lambat, biasanya berhenti sekitar usia 15-16 tahun.
Ciri-ciri seksual sekunder juga mulai nampak pada usia pubertas. Hal ini dikarenakan adanya estrogen ovarium pada anak perempuan yang menyebabkan perubahan sebagai berikut :
Rambut pubis tumbuh
Keratinisasi (kornifikasi) mukosa vagina
Pembesaran labia minor dan labia mayor
Pembesaran uterus
Peningkatan timbunan lemak di pinggul dan paha
Menarche. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan onset siklus menstruasi . Menarche merupakan menstruasi pertama yang dialami perempuan sebagai awal masuk masa dewasa. Pengertian dewasa dalam hal ini adalah ovarium (indung telur) telah mampu menghasilkan ovum (sel telur) yang matang melalui peristiwa ovulasi. Ovulasi adalah peristiwa lepasnya ovum dari ovarium yang siap dibuahi oleh sel sperma. Ovulasi terjadi secara siklik tiap 28-35 hari. Dalam siklus ini, sebelum terjadi ovulasi, uterus mempersiapkan diri untuk terjadinya implantasi embrio dengan mempertebal dindingnya. Bila tidak terjadi pembuahan dan implantasi maka dinding rahim tadi akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi.
PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DALAM MASA PUBERTAS
Sahabat Bidadari, kita bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kanker serviks pada usia remaja. Simaklah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk melindungi remaja Indonesia dari kanker serviks.
1. Vaksinasi HPV : 70-95% dari kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus strain 16 dan 18). Saat ini HPV sudah ditemukan vaksinasinya sehingga bisa dicegah. Hubungi Bidadari untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai vaksinasi HPV dan kanker serviks.
2. Edukasi para remaja mengenai pubertas yang mereka alami, mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri mereka selama masa pubertas. Pastikan para remaja mendapatkan informasi yang benar dari sumber terpercaya mengenai organ reproduksi mereka. Salah informasi hanya akan menyebabkan mereka terperosok dalam rasa ingin tahu dan berujung pada hal-hal yang keliru.
3. Edukasi para remaja agar tidak terseret arus melakukan premarital sex. Hubungan intim tanpa ikatan pernikahan bukan hanya merugikan masa depan dan merugikan secara psikologis, melainkan juga merugikan untuk kesehatan reproduksi. Hubungan intim pada usia terlalu muda meningkatkan risiko kanker serviks.
4. Menjaga kebersihan dan kelembapan organ reproduksi, misalnya dengan menghindari penggunaan pantyliner tiap hari, celana dalam dari bahan nilon, dan celana jeans yang ketat.
5. Hindari pembalut berbahan dioksin. Bahan dioksin merupakan zat pemutih pada pembalut daur ulang. Pastikan pembalut yang dipakai oleh remaja bukan yang mengandung dioksin
6. Bila remaja memiliki pertanyaan atau permasalahan mengenai kesehatan reproduksi mereka, bersikaplah terbuka dan tunjukkan kesediaan untuk membantu.
Saat ini bukan saatnya lagi bersikap tertutup dan merasa tabu membicarakan kesehatan reproduksi dengan para remaja. Perluas pengetahuan Anda, dan bagikan pada para remaja secara terbuka. Mari kita lindungi generasi muda kita dari ancaman kanker serviks.
No comments