Menghadapi Kematian

0

Kematian merupakan hal yang secara induktif, bersifat pasti. Maksudnya adalah kematian yang notabene ?tidak pernah dialami? oleh yang lain, hanya diketahui atau hanya sebagai pengetahuan induktif, memiliki kepastian yang mengendap dalam keyakinan seseorang. Siapapun menyaksikan bahwa yang hidup akan menjemput mati dan menjadi yang mati. Yang hidup tidak pernah ?mengalami? mati. Yang hidup hanya mengetahui bahwa ?sesuatu itu mati?. Bahkan mati itu sendiri hanyalah ?istilah? buatan dari yang hidup.

Menghadapi kematian sering kali dibayangkan dalam benak seseorang atau banyak orang, sebagai sebuah jalan menuju ?kekosongan?. Maksudnya kekosongan disini ternisbahkan pada sifat dari pengalaman seseorang. Karena seseorang tidak akan pernah mengalami ?kematian? maka mati merupakan hal yang ?tak terjangkau” oleh pengalaman dan menjadi suatu ajang spekulasi atau imajinasi. Seseorang bisa saja mengatakan bahwa setelah mati akan ada hari pembalasan, surga dan neraka, dan sebagainya, tetapi, hari pembalasan, surga, neraka dan sebagainya hanyalah datang dari pemberitaan atau omongan atau tulisan orang lain, yang tak akan pernah menjadi pengalaman anda, selama anda hidup.

Bagi orang-orang yang merasa bahwa dirinya telah dekat dengan kematian, khususnya bagi para penderita kanker yang telah divonis hidup beberapa bulan lagi, kematian menjadai momok dan seringkali menjadi bahan pikiran yang akhirnya dapat membuat penderita menjadi sedih, bahkan jatuh dalam depresi. Keadaan semacam ini bukannya membuat keadaan menjadi membaik, justru memburuk, bahkan dapat mempercepat kematian itu sendiri. Seorang penderita kanker yang bersifat menunggu waktu kematian saja, tidak dapat mengubah apapun dalam hidupnya. sementara seorang penderita yang tetap memiliki optimisme yang tinggi untuk menjalani hidup dan tidak hanya memikirkan penyakitnya, justru seringkali dapat mengubah banyak hal dalam waktu-waktu yang tersisa. Bahkan bukan menjadi hal yang mustahil untuk melihat keajaban itu terjadi dan penderita mengalami kesembuhan. 

 

Tips: belajar untuk optimis dalam menjalani hidup dan memanfaatkan waktu yang ada justru membuat hidup yang dijalani lebih indah.  

About author

No comments

WP-Backgrounds by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann