Pap Smear

0

Pap Smear

Saat ini, kanker serviks masih menjadi pembunuh nomor wahid di kalangan wanita di Indonesia, padahal kanker ini ini dapat dicegah dan ditemukan atau dideteksi dini. Pemeriksaan yang dapat menemukan dan menentukan kanker dilakukan dengan tehnik atau metode Pap-smear dimana dapat mengevaluasi sel serviks yang normal, sedang sakit atau mengarah perubahan kepada sel kanker dan sel kanker itu sendiri serta kondisi lain yang terjadi di sekitar serviks, seperti adanya kuman, bakteri, keradangan dan lain-lain. Bila ditemukan dalam stadium atau tahap dini dapat dipastikan upaya kesembuhannya. Karena itu bagaimanapun pemeriksaan Pap-smear harus tetap dilakukan oleh seorang wanita yang telah melakukan aktifitas seksual minimal setahun sekali.

Sebuah sel normal yang terpapar oleh pencetus kanker dapat berubah menjadi kanker setelah mengalami waktu yang sangat lama. Belum ada statement waktu yang khusus dan spesifik tentang berubahnya sel normal menjadi kanker, tapi diperkirakan memakan waktu antara 5 sampai dengan 25 tahun.

Dengan pemeriksaan Pap-smear, bila ditemukan hasil pemeriksaan dan kondisi sel  normal belum dapat dipastikan tidak tersingkirnya adanya sel kanker. Penyebab terjadinya hal ini karena memang dalam semua jenis pemeriksaan sediaan tentu memiliki suatu kelemahan dan kekurangan tertentu.

Kata Pap berasal dari nama penemu metode ini yaitu George N Papaniculou (1928), sedangkan smear adalah hapusan yang dilakukan oleh beliau di sebuah object glass yang telah dipersiapkan.Tehnik ini menjadi satu-satunya metode deteksi dini terhadap kondisi sel serviks. 
Dimasa kini tehnik Pap-smear telah dikembangkan dengan memperbaiki metode cara pengambilan yang sebelumnya (metode konvensional) memakai spatula kayu diganti dengan brush (sikat) yang dapat dilepas ujungnya untuk kemudian diproses dengan mencelupkan kepada cairan preservative. Selanjutnya brush yang dicelupkan dicairan preservatif tersebut di proses sehingga semua sel nya terlepas dari brush (sikat) serta memisahkan dengan sel darah dan kemudian diletakkan di object glass untuk selanjutnya diperiksa (metode liquid base).
Pada tehnik lama dengan spatula kayu, dari kerokan sel serviks yang dilakukan hanya dapat dievaluasi di object glass sekitar 15%-20% sel, sedangkan 80%-85% sel sisanya terbuang karena masih menempel di spatula kayunya, kelemahan lain adalah terikutnya sel darah dalam pemeriksaannya.

Karena itu hasil pemeriksaan Pap smear dengan metode konvensional, oleh beberapa fihak yang melakukan penelitian, menghasilkan simpulan bahwa nilai akurasinya bila dilakukan sesuai standard operating procedure yang benar hanya mencapai angka akurasi sekitar 70% (dari 100 wanita yang diperiksa, 70% hasilnya benar, 30% keliru atau meragukan). Lalu bagaimana bila dilakukan tidak sesuai standard procedur operasional yang baik dan benar ? tentu angka akurasinya pasti lebih rendah.
Pada tehnik yang telah dikembangkan dengan metode liquid base, seluruh sel serviks atau diharapkan 100% dari kerokan sel serviks dapat diperiksa sedangkan sel darah juga dapat dipisahkan sehingga hasil pemeriksaan bermutu tinggi dan demikian juga akurasinya pasti lebih tinggi.
Bidadari sangat menganjurkan semua fihak dapat berlaku jujur dan fair dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat sehingga seluruh wanita yang melakukan Pap-smear dapat mengetahui dan memprediksi apa yang terjadi bila melakukan dan menerima hasil pemeriksaan Pap-smear.
Di luar negeri metode yang dilakukan sejak 5 tahun terakhir adalah metode liquid base yaitu pengembangan dari metode konvensional (yang telah ditinggalkan). 
Sangat disayangkan bahwa beberapa fihak penyedia pelayanan Pap-smear  ada yang melakukannya dengan memakai spatula sikat (brush) lalu kemudian langsung dioleskan ke object glass. Hal ini sama dengan tehnik konvensional dimana hasil kerokan yang dapat dievaluasi tersebut hanya 15-20%, sedangkan 80%-85% sisanya tetap terbuang (hal ini mungkin dilakukan sebagai upaya marketing untuk meningkatkan positioning dan harga jual belaka tanpa memberi penjelasan kepada prosedur yang sebenarnya kepada para wanita, sehingga mengelabui konsumen, disangka telah mempergunakan tehnik baru padahal tidak dilakukan dengan benar).
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa ternyata tehnik pengambilan bahan kerokan dari sel serviks di serviks seorang wanita memerlukan sebuah keahlian dan ketrampilan khusus. Tidak semua orang dapat melakukan tehnik ini dengan baik dan benar. Seorang dokter Obsgyn pasti telah terlatih dan tahu dimana letak serviks seorang wanita, pasti beliau dapat mengambil sediaan kerokan sel serviks dengan benar selama mengikuti standard operating procedure yang baik. Seorang dokter biasa pasti harus memerlukan pelatihan khusus untuk dapat melakukan tehnik pengambilan sediaan Pap-smear dengan benar.
Dalam hal ini Bidadari menganjurkan seluruh wanita yang akan melakukan pemeriksaan Pap-smear memastikan siapakah dokter yang akan mengambil sediaan/kerokan sel serviksnya, bagaimana metode yang dilakukan dan apakah sudah sesuai dengan standard operating procedur yang benar serta berapa nilai akurasi yang diharapkan dari hasil pemeriksaan tersebut. Tidak lupa menanyakan juga beayanya.
Di sisi lain adalah menanyakan standard operating procedur pemrosesan dan pengecatan yang dilakukan, untuk kepentingan mengurangi beaya pemeriksaan, hal yang lazim dilakukan beberapa fihak adalah mengurangi rangkaian pemrosesan dan pengecatan yang dapat menekan beaya, tapi hal ini sangat merugikan bagi wanita yang melakukan pemeriksaan tersebut, karena mereka menganggap sudah melakukan pemeriksaan Pap-smear dan hasilnya dapat meragukan serta merugikan mereka sendiri.
Hal lain yang lebih penting adalah siapakah orang yang akan mendiagnosa hasil sediaan Pap-smear tersebut berikut sistem pembacaan dan pelaporannya, apakah seorang ahli Patologi Anatomi atau bukan, sedangkan sistem internasional yang dipakai saat ini adalah sistem pelaporan Bethesda 2001 yang mensyaratkan adanya pelaporan adequasitas spesimen (hasil laporan yang tidak mencantumkan adequasitas spesimen perlu diragukan hasilnya).
Selain persiapan dan kondisi seorang wanita yang akan memeriksakan dirinya harus dipersiapkan, seperti tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum periksa, tidak sedang mempergunakan obat vaginal suppositoria, dianjurkan tidak dalam keadaan haid dan lain sebagainya. Hal atau faktor yang sangat perlu diperhatikan manakala seorang wanita akan memeriksakan Pap-smear dari sisi penyedia pelayanan Pap-smear adalah sebagai berikut :

Pertama, adalah faktor siapa yang melakukan pengambilan sediaan. Pengambil sediaan ditentukan dari kemampuan, pengetahuan dan pemahaman tentang organ serviks itu sendiri serta ketaatannya dalam melakukan standard operating procedure yang dilakukan. Semakin ahli dan terlatih seseorang tentu akan memastikan hasil penagambilan sediaan pemeriksaan memiliki mutu yang baik. Sebagai ilustrasi di banyak fasilitas pendidikan kesehatan termasuk di fakultas kedokteranpun tidak mengajarkan secara spesifik tehnik pengambilan Pap-smear, sehingga bagi seorang dokterpun tentu masih diperlukan pelatihan khusus bila akan mengambil sediaan Pap-smear ini.

Kedua, adalah faktor SOP (standard operating procedur) yang dipakai. SOP yang dianjurkan dipakai adalah yang telah memiliki pengakuan secara internasional. Salah satu yang diakui tentu yang dikeluarkan oleh sebuah pusat penelitian/ institusi dan diakui juga oleh WHO. Pelaksanaan secara baik dan benar terhadap keseluruhan SOP ini akan memastikan hasil pemeriksaan yang bermutu.

Ketiga, adalah faktor sarana dan prasarana pemeriksaan. Tentu semakin canggih dan update alat serta tehnologi akan mendukung mutu pemeriksaan. Termasuk di dalamnya adalah ketaatan sop dari berbagai macam alat serta rangkaian prosesingnya.

Keempat, adalah faktor sumber daya pendukung atau operator yang melaksanakan pemrosesan dan pengecatan serta rangkaian administrasi pelaporan. Kedisiplinan dan ketrampilan sangat mendukung mutu pemeriksaan. Operator yang tidak terlatih dan tidak fokus mengerjakan hal ini akan menyebabkan hasil pemrosesan dan pengecatan sediaan menjadi buruk serta sulit dievaluasi. Pemeriksaan ulang pada administrasi dan cros check sangat diperlukan untuk memastikan hasil tidak tertukar dengan hasil pemeriksaan orang lain.

Kelima, adalah faktor  siapa yang membaca dan menentukan diagnosa Pap-smear tersebut. Di kalangan kedokteran dikenal adanya profesi Dokter Spesialis Patologi Anatomi (Sp.PA) yang memiliki kemampuan untuk mendiagnosa sel atau jaringan. Semakin terfokus profesional tersebut pada bidang itu tentu akan semakin meningkatkan mutu hasil pemeriksaan Pap-smear. Dalam hal ini tentu juga memperhatikan standard diagnosa dan pelaporannya apakah sudah sesuai dengan standar internasional.

Keenam, adalah faktor Institusi atau tempat dilakukannya pemeriksaan. Pada tempat pemeriksaan yang khusus melakukan hanya pemeriksaan Pap-smear saja tentu akan lebih siap dan lebih berpengalaman dalam hal melakukan serangkaian SOP dan mengantisipasi segala hal yang berkaitan dengan mutu pemeriksaan Pap-smear. Hal ini terjadi karena pelayanan Pap-smear di tempat itu sebagai satu-satunya kegiatan yang dipentingkan dan tidak bercampur dengan aktifitas lainnya.

Ketujuh, adalah faktor kejujuran dan keterbukaan penyedia pelayanan dalam menyampaikan informasi rangkaian pemeriksaan, pemrosesan dan hasil pemeriksaan kepada orang yang memeriksakan diri ditempat itu. Pemeriksaan tersebut memiliki keterbatasan dan akurasi yang berbeda, demikian pun beaya juga dapat berbeda. Sehingga semua wanita mengetahui apa yang mereka beli dan mereka mengetahui hasil apa yang dapat mereka harapkan.

Tips dari Bidadari adalah sangat dianjurkan bagi wanita untuk memeriksakan di tempat yang memang memfokuskan pada pelayanan Pap-smear sebagai produk utamanya.

Selamat melakukan pemeriksaan Pap-smear yang baik dan benar dan mari pastikan semua wanita mendapatkan hasil pemeriksaan Pap-smear sesuai kondisinya.

 

Dr. Ananto Sidohutomo, MARS.

About author

No comments

Semakin Putih Kulit

Kita mengenal pendapat bahwa orang yang menghabiskan banyak waktu dengan matahari meningkatkan resiko kanker kulit, namun ternyata sinar matahari juga telah menurunkan resiko dari kanker-kanker ...
WP-Backgrounds by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann