Peneliti epidemologi dan medis memiliki catatan panjang antara meningkatnya resiko terkena kanker payudara dengan melahirkan anak pada usia “lanjut”. Mereka juga menemukan bahwa seorang ibu dengan anak banyak dan ibu yang melahirkan anaknya (saat berumur masih) muda, sepertinya jauh dari resiko terkena kanker payudara. Wanita yang melahirkan anak pertama di usia 35 tahun atau lebih dan tidak menyusui, berisiko 2 kali lebih besar terkena kanker payudara.
Faktor hormonal berperan dalam hal ini karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
Tetapi tenang saja karena ada sebuah penelitian di California, Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Dr. Giske Ursin dari University of Southern California, menemukan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara pada perempuan yang terlambat mempunyai anak. Penting diketahui bahwa menyusui dapat memberikan perlindungan dari tumor yang positif maupun negatif terhadap reseptor esterogen dan progesterone. Bagaimana mekanisme pemberian ASI ini bisa sampai mengurangi risiko kanker memang belum bisa dipahami secara pasti.
Hal ini juga berlaku bagi penderita kanker dimana para peneliti menganalisis data perempuan berusia 55 tahun ke atas, termasuk 995 penderita kanker payudara stadium lanjut, dan menemukan bahwa menyusui memberikan efek protektif tanpa melihat di usia berapa mereka pertama kali melahirkan.
Lamanya waktu menyusui juga memegang peranan penting karena dari penelitian didapat kenyataan yang jelas bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif dimana waktu menyusui anaknya sangat singkat.
No comments