Faktor Resiko

0

Mari kita uraikan lebih lanjut faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

Secara umum, faktor risiko pencetus kanker serviks dapat dibagi dalam 3 kelompok utama, yaitu faktor alamiah, faktor tidak bersih, dan faktor pilihan. Ketiga faktor tersebut secara bersama-sama dapat menyebabkan sel pada serviks yang normal dan sehat berubah menjadi sel yang lemah dan sakit. Bila proses tersebut terus terjadi maka tidaklah mengherankan bila sel yang lemah tersebut berubah menjadi sel kanker.

Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

Faktor kedua, yaitu faktor tidak bersih, adalah faktor akibat suatu keadaan tidak bersih pada serviks. Yang termasuk dalam faktor tidak bersih meliputi :

  1. Infeksi HPV : Hasil penelitian terhadap penderita kanker serviks didapatkan hasil bahwa 70-95% dari kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus tipe 16 dan 18. Penularan virus ini melalui kontak genital – genital, oral – genital, atau tangan – genital. Saat ini virus HPV sudah dapat dicegah dengan vaksinasi HPV. Lindungi diri Anda dengan mendapatkan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks
  2. Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal. Bidadari tidak menganjurkan Anda membiarkan saja keputihan berkepanjangan tanpa diobati.
  3. Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
  4. Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain. Tentu dioksin tidak akan dicantumkan pada tulisan komposisi bahan pada bungkus pembalut. Andalah yang harus pintar memilah dan memilih pembalut yang berkualitas baik. Ada cara untuk menentukan apakah pembalut yang Anda pakai berasal dari daur ulang yang mengandung dioksin atau tidak. Caranya dengan mengambil sebagian kapas dari pembalut tersebut, masukkan ke dalam baskom berisi air lalu aduk. Bila kapas tersebut tetap utuh berarti pembalut tersebut bukan hasil daur ulang. Namun bila kapasnya setelah diaduk berubah menjadi serpihan-serpihan, kemungkinan besar itu adalah pembalut hasil daur ulang dan menggunakan bahan dioksin. Bila ini yang terjadi disarankan Anda segera mengganti pembalut Anda dengan yang lebih baik.
  5. Merokok. Rokok telah dikenal secara luas sebagai pemicu banyak penyakit, termasuk kanker serviks. Rokok mengandung bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan mutasi genetik pada sel sehingga sel sehat berubah menjadi sel kanker.
  6. Wanita yang suaminya tidak disunat. Lipatan-lipatan kulit pada preputium pria yang belum disunat sangat berpotensi menjadi tempat bersarangnya kuman-kuman.
  7. Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.

Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya sebagai berikut.

  1. Berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda.
  2. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV.
  3. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks.
  4. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, maka pilihan kini beralih ke tangan Anda. Andalah yang harus menentukan apakah Anda bertekad melindungi diri Anda terhadap ancaman kanker serviks ataukah tidak. Hubungi Bidadari untuk mendapatkan informasi lebih detail.

About author

No comments

WP-Backgrounds by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann